LAPORAN
PRAKTIKUM
ZOOLOGI
VERTEBRATA
“Classis Amphibia”
Memahami
struktur dasar tubuh katak sawah (Rana
cancrivora)
Hari/tanggal:
kamis, 3 November 2011
Disusun
oleh:
NAMA : AMFRIDA
NPM :
09321019
PRODI :
Pend. Biologi
KELAS : A
KELOMPOK:
2 (B)
LABORATORIUM PENDIDIKAN MIPA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
METRO
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hewan adalah organisme yang mampu
bergerak bebas, tetapi pada hewan tingkat rendah hanya mampu menggerakkan tubuh
dengan cara mengerutkan serabut-serabutdan multiselulernya. Untuk mempelajari
dan memahami hewan yang bersel banyak, hal itu pada hewan yang bertulng
belakang (vertebrata). Katak merupakan salah satu anggota dari classic
amphibian. Amphibia merupakan kelompok vertebrata pionir yang hidup didarat
dengan beberapa bentuk penyesuaian. Hewan ini relatif mudah didapatkan dan
sangat baik untuk dijadikan objek studi, susunan tubuhnya mudah dipahami,
demikian fisiologinya dan cara hidupnya.

Kerajaan:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
Rana
|
Spesies:
|
Rana cancrivora
|
Katak sawah (Rana cancrivora)
tidak mempunyai ekor dan leher, antara kepala dan badan tidak mempunyai batas
yang nyata, kaki depannya pendek, sedangkan kaki belakangnya panjang yang
berguna untuk melompat, kulitnya halus dan licin,banyak mengandung kelenjar dan
belum mempunyai pengatur suhu tubuh, karna suhu tubuh pada katak dipengaruhi
oleh lingkungannya. pada tingkat larva/kecebong hidup dalam air dan bernapas
dengan menggunakan insang, setelah dewasa hidup didarat dan bernapas dengan
paru-paru dan kulitnya, katak banyak hidup disawah atau dikolam.
Kodok/katak
yang sering dijumpai di daerah berawa, khususnya dekat lingkungan buatan
manusia: kebun
yang becek, sawah,
saluran air; namun agak jarang di aliran sungai. Juga
merupakan satu-satunya jenis amfibia modern yang mampu hidup di daerah yang
berair payau dan hutan
bakau.
Kebanyakan
aktif di waktu gelap dan pagi hari, di siang hari kodok ini berlindung di balik
rerumputan atau celah di pematang atau tebing saluran air; dan tiba-tiba
melompat ke air apabila hendak terpijak. Pada malam hari, terutama sehabis
hujan turun, kodok jantan berbunyi-bunyi memanggil betinanya dari tepi air: …dododododok..
dododok, dengan ritme cepat. Namun alih-alih berbunyi bersama, kodok-kodok
jantan ini saling menyendiri. Serupa halnya dengan kodok batu
(Limnonectes macrodon), kodok ini sering dicari orang untuk diambil
pahanya yang gemuk, untuk dijadikan masakan swike (swie kee, ayam air)
yang lezat di restoran tionghoa.
Kodok sawah menyebar luas mulai
dari Indochina, Hainan, Semenanjung
Malaya sampai ke Filipina,
Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Kodok ini
juga terintroduksi ke Papua.
B. Tujuan
- Agar dapat mengidentifikasi bentuk luar tubuh Rana cacrivora
- Agar dapat mengidentifikasi topografi alat-alat visceral Rana cacrivora
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut
Djuanda (1984: 18) menyatakan bahwa katak badannya lebar, mempunyai dua pasang
anggota gerak. Anggota depan lebih pendek dan kecil dibandingkan dengan yang
belajkang, jari-jarimya hanya empat buah,sedangkan jari-jari anggota belakang
ada lima buah. Anggota belakang lebih panjang dan memiliki otot paha yang besar
dan kuat karena digunakan untuk meloncat. Untuk memudahkan berenang, diantara
jari-jari bagian belakang terdapat selaput renang dan ujung bawah katak
mempumyai lubang kloaka sebagai muara saluran pencernaan, saluran lemih dan
saluran sperma.
Menurut
Radiopoetra (1977: 67) menyatakan bahwa Sistem pencernaan pada katak terdiri
atas rongga mulut (cavum oris), faring, oesophagus, gastrum, duodenum,
intestine, colon, dan cloaca. Cavum oris ialah lebar. Bangunan-bangunan yang
berada di dalam cavum oris ialah dentes dan lingua. Di dasar cavum oris sebelah
anterior berpangkal lingua dengan ujung yang bebas di sebelah posterior.
Ujungnya berlekuk sehingga tampak bercabang dan oleh karena itu disebut bifida.
Lingua dapat dijulurkan keluar dengan cepat yang berfungsi untuk menangkap dan
memasukkan mangsanya ke dalam mulut.
Menurut
Susanto (1994:188) menyatakan bahwa Saluran reproduksi betina pada katak, tiap
oviduk merupakan suatu saluran sederhana berkelompok yang menjulur dari bagian
anterior rongga tubuh ke kloaka. Oviduk mempunyai sel kelenjar yang mensekresi
lapisan jeli di sekitar telur, dan bagian bawah melebar untuk penampungan telur
sementara, tetapi selain itu oviduk tidak mengalami spesifikasi. Karena katak
kawin di dalam air, maka fertilisasi terjadi di luar. Induk katak betina yang
bunting namun tidak mendapatkan pejantan yang bersedia mengawininya biasanya
akan menyerap kembali telurnya
Menurut
Istiningdyah (2010) menyatakan bahwa
Sistem respirasi terdiri dari paru-paru, laring, glottis. Pertukaran
gasnya terdapat di kulit dan paru-paru. Pembuluh darah adalah tempat masuknya
oksigen dan keluarnya karbondioksida Mekanisme pernapasan meliputi dua
fase,yaitu inspirasi atau menghisap udara ke dalam pulmo dan ekspirasi atau
mengeluarkan udara dari pulmo,keduanya dilaksanakan dalam keadaan mulut
tertutup. Pernapasan melalui kulit pada katak dapat berlangsung baik di darat
maupun di air. Pada stadium larva pernapasan berlangsung melalui insang yang
terbentuk dari perluasan epithelium pharynx.
Menurut
yatim (1990:86) menyatakan bahwa Masa berkembang biak katak jantan dapat
dikenali melalui extrimitas posterior, yaitu pada medio ventral jari pertama
terdapat penebalan kulit dengan hyperpigmentasi. Penebalan berguna untuk
memegang hewan betina pada waktu meletakkan telur-telurnya dalam fertilisasi.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan bahan
Alat
:
¶
Pinset
¶
Pisau
¶
Gunting
¶
Lup
¶
Papan parafin
¶
Jarum
¶
Lap
Bahan:
«
Katak sawah (Rana cancrivora)
«
Vaselin
B. Cara kerja
1. Studi tentang betuk luar tubuh Rana cancrivora
·
Mengamati secara seksama preparat
tertunjuk. Menggambar bentuk luar tubuh preparat, sehingga menjadi jelas
informasi mengenai bentuk tubuh, pembagian wilayah tubuh dan alat-alt tubuh
bagian luar.
·
Member keterangan lengkap bagian-bagian
dari:
Ø
Caput: rima oris, fovea nasalis, organo
visus, membrane tymphani, dsb
Ø
Truncus:dorsum, ventrum/abdomen,
lateral, muara cloaca/anus, extrimitas anterior, extrimitasposterior.
·
Melengkapi pengamatan inspection
terhadap masing-masing bagian organ secara detil : bagian-bagian mata, telinga,
hidung, kulit dll.
2. Studi tentang topografi alat-alat
visceral Rana cancrivora (sectio)
·
Mematikan dahulu preparat dengan uap
chloroform/eter sebgai pembius.
·
Mencuci katak yang sudah mati, dengan
air yang mengalir.
·
Melakukan pembedahan diatas papan bedak/
bak parafin. Melakukan pengguntingan yang dimulai pada kulit perut antara kedua
lipat paha menyusur garis tengah badan kea rah depan sampai dengan dadanya.
Selanjutnya menggunting system muscularnya dengan arah yang sama.
· Mengamati
situs viscerum (alat dalam) Rana cancrivora: menetukan jenis kelaminnya,
selanjutnya menggambar dan member keterangan secara lengkap istilah latin
diikuti istilah Indonesia-nya. Untuk organ yang tertutup organ lain,
menggambarnya dengan garis putus-putus:
Ø Caput
(daerah cavum oris): dentes maxillaries, nares posterior, palatum, pharynx, os
vomer (dengan dentes), ostium tubae auditivae, rima glotidis, lubang ke saccus
vocalis (hanya pada katak jantan).
Ø Truncus:
cor, hepar ventriculus, intestinum, cloaca, pancreas, lien, ovarium, oviduct,
uterus, atau testes, vasa efferentia,
vesica seminalis, mesonephros, ductus mesonephridicus (ureter), vesica
urinaria, pulmo, vesica felea. Mengamati masing-masing organ secara detail.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Gambar hasil pengamatan
- Inspectio
- Sectio
- System pencernaan
- System respirasi
- Saccus atau rongga dan sekat
- Urogenital jantan
- Urogenital betina
B. Pembahasan
Berdasarkan
hasil pengamatan, diketahui bahwa pada Inspectio katak (Rana cancrivora), terdiri
dari kepala (Caput), lubang hidung (Nares eksternal), mata (Cavum
oris), telinga (Membran tympani), Ekstremitas anterior:
lengan atas (antebrakchium), lengan bawah (brakchium), jari (Digiti),
punggung (Dorsum), Perut (Abdomen), sedangkan Ekstremitas
posterior : paha (Femur), betis (Crus), kaki (Pes) dan
selaput antar jari (Membran).
Kepala
dan tubuhnya bersatu, tidak mempunyai leher dan juga tidak mempunyai ekor.
Katak tidak mempunyai ekor, karena menghalang-halangi gerak meloncat. Anggota
gerak depan lebih pendek dan kecil dibandingkan yang belakang. Jari-jarinya
hanya ada empat buah. Jari-jari anggota belakang ada lima buah. Anggota gerak bagian
belakang ini jauh lebih besar dan panjang. Otot pahanya besar dan kuat untuk
meloncat. Untuk memudahkan berenang, di antara jari-jari kaki belakang terdapat
selaput renang.
kulit
katak banyak mengandung kapiler-kapiler darah dari cabang-cabang kutanea magna
dari arteri kutanea. Dengan demikian, kulit katak memegang bagian penting dalam
pernapasan.
Katak bernapas dengan bebagai cara. Misalnya dengan kulit tipis dan lembab juga dengan selaput mulutnya, sehingga katak sering tampak memompa udara ke mulut, dengan menggerakkan rahang bawah. Cara lain dengan paru-paru. Paru-parunya mirip suatu percabangan usus belaka. Bentuknya panjang, tipis, dan meruncing ke ujung. Karena dari lubang hidung ada saluran yang langsung ke rongga mulut, maka katak sawah (Rana cancrivora) tidak mempunyai farink, tetapi langsung ke laring.
Katak bernapas dengan bebagai cara. Misalnya dengan kulit tipis dan lembab juga dengan selaput mulutnya, sehingga katak sering tampak memompa udara ke mulut, dengan menggerakkan rahang bawah. Cara lain dengan paru-paru. Paru-parunya mirip suatu percabangan usus belaka. Bentuknya panjang, tipis, dan meruncing ke ujung. Karena dari lubang hidung ada saluran yang langsung ke rongga mulut, maka katak sawah (Rana cancrivora) tidak mempunyai farink, tetapi langsung ke laring.
Sistem
otot rangka pada katak disebut sistem muskuluskeletal. Sistem tersebut terbagi
menjadi:
- Otot-otot pada bagian kepala, terdiri dari:
a. Muscullus
submaxillaris dan muscullus submandibularis, serabut-serabutnya mengarah
transversal.
b. Muscullus
subhyoideus, bentuk seperti pita, transversal posterior dari muscullus
submandibularis.
- Otot-otot pectoral terdiri dari :
a. Muscullus
deltoideus,terdiri dari :
·
Muscullus pars episternalis,yaitu otot
dengan ujung yang menyampit, menempel pada episentrum di bawah muscullus
subhyoideus.
·
Muscullus pars scapularis, ujungnya
menempel pada scapula (tulang bahu).
b. Muscullus
pectoralis,terdiri dari :
·
Muscullus pars epicoracoidea,ujung
menempel pada sternum dan menutupi muscullus coracoradialis.
·
Muscullus pars sternalis,ujung pada
sternum terdapat posterior dan muscullus pars epicoracoidea.
·
Muscullus pars abdominalis,ujumg yang
menempel pada dinding lateral dan muscullus rectus abdominis san ujumgnya
menempel pada lengan atas.
·
Muscullus coracoradialis, ujumg pada
coracoid. Letaknya sebelah dorso-anterior pars epicoracoidea dan dorso-posterior
dari pars episternalis.
- Otot-otot daerah abdomen, terdiri dari :
a. Muscullus
rectus abdominis, terdapat medio ventral tubuh, di tengahnya terdapat tendo
atau urat berwarna putih yang disebut linea alba. Otot ini bersegmentasi karena
adanya inscriptio tendinae yang berjumlah empat pasang.
b. Muscullus
obliqus externus, serabut-serabut ototnya tersusun miring lateral dan ujungnya
menempel pada muscullus rectus abdominis.si bawahnya terdapat muscullus obliqus
internus di mana arah daripada serabut-serabut ototnya berlawanan dari arah
muscullus di atasnya.
- Otot-otot pada extrimitas posterior
a. Bagian
femur dibangun oleh otot yang letaknya lateral ke medial,berturut-turut :
·
Muscullus trisep femoris, otot besar
letak paling lateral.
·
Muscullus sartorius, otot pipih yang
letaknya sebelah medial dari muscullus femoris.
·
Muscullus adductor magnus, medial dari
muscullus sartorius,dari luar tampak seperti kerucut.
·
Muscullus gracillis mayor,otot-otot agak
besar pada femur bagian medial.
·
Muscullus gracillis minor,bentuk pita
tipis.
b. Bagian
crus, trdiri dari :
·
Muscullus gastronimeus,besar bagian
atasnya dilanjutkan nengan tendo achilism
·
Muscullus tibialis anticus
longus,otot-otot terdepan pada kaki bawah ujungnya melekat pada femur bagian
distal dengan perantaraan suatu tendo yang panjang.
·
Muscullus tibialis posticus, terletak
antara muscullus gastronimeus dan muscullus tibialis anticus longus, ujumgnya
melekat sepanjang tibiofibulla.
Pada pengamatan sistem pencernaan
diperoleh hasil bahwa sistem pencernaan katak hijau (Rana cancrivora)
terdiri dari mulut, kerongkongan (Esofagus), lambung (Ventriculus),
usus halus (Intestinum tenue) yang juga terdiri dari tiga saluran yaitu
usus dua belas jari (Duodenum), usus kosong (Jejunum) dan
penyerapan (Ileum). Kemudian dilanjutkan pada usus besar (Intestinum
crasum) atau yang biasa di sebut Colon dan terakhir bermuara di
kloaka.
Saluran
pencernaan pada katak hijau (Rana cancrivora) dimulai dari rongga mulut,
dan pelepasan terakhir di kloaka. Setelah makanan masuk melalui mulut
yang terdapat gigi pada rahang atas langit-langit yang berbentuk kerucut, dan
lidah yang bercabang dua dimana fungsinya sebagai alat penangkap mangsa, lalu
dengan bantuan gigi dan kelenjar air ludah kemudian makanan masuk ke
kerongkongan (Esofagus) yang merupakan saluran pendek yang dilalui
makanan untuk menuju ke lambung (Ventriculus), dimana lambung (Ventriculus)
tersebut hanya berupa kantung yang tergantung dan dapat menjadi besar apabila
terisi makanan. Setelah itu, sari-sari makanan yang telah halus diserap
oleh dinding usus halus (Intestinum tenue) yang banyak mengandung
pembuluh kapiler darah. Sedangkan usus ini berakhir di kloaka yang
berfungsi sebagai alat ekskresi, tetapi sebelum dikeluarkan melalui kloaka,
kotoran sisa makanan ditampung di dalam rektum.
Pada
pengamatan sistem reproduksi katak hijau (Rana cancrivora) jantan
memiliki sepasang testis yang berfungsi menghasilkan sperma. Sperma yang
dihasilkan oleh testis dikeluarkan melalui saluran sperma dan bersama urine
keluar melalui kloaka. Kloaka merupakan suatu muara dari tiga saluran
yaitu pencernaan, saluran kelamin (Reproduksi), dan pengeluaran (Ekskresi).
Katak
hijau (Rana cancrivora) jantan memiliki sistem reproduksi sebagai
berikut: badan lemak, testis, vas aferen, uterus, kantong sperma, kantong
kemih, ginjal, dan kloaka. Sedangkan sistem reproduksi pada katak hijau (Rana
cancrivora) betina yaitu berupa sel telur, ovarium, uterus, ureter, ginjal,
oviduk, kantong kemih dan kloaka. Ovarium pada katak betina berfungsi
menghasilkan sel telur (Ovum), sel telur tersebut dikeluarkan menuju
oviduk dan selanjutnya keluar melalui kloaka.
Sistem
reproduksi katak hijau (Rana cancrivora) betina berupa: sel telur,
ovarium, ginjal, uterus, ureter, kantong kemih, oviduk, dan kloaka.
Ketika melakukan reproduksi di dalam air, katak betina yang memiliki ukuran
lebih besar dirangkul oleh pejantan.
Selain itu
diketahui bahwa katak betina memiliki sepasang ovarium yang mengeluarkan telur.
Apabila telur sudah masak, katak betina menuju ke air kemudian katak jantan
datang dan menaiki punggung katak betina. Selanjutnya katak betina
mengeluarkan telur ke dalam air dan bersamaan dengan itu katak jantan mengeluarkan
spermanya.
Telur yang
sudah dibuahi menyerap air sehingga membesar kemudian berkembang menjadi
embrio. Embrio mendapat makanan dari kuning telur, kurang lebih seminggu
setelah pembuahan embrio berkembang menjadi berudu. Selanjutnya katak berkembang
terus megalami perubahan yang disebut dengan metamorphosis.
Kedudukan
katak sawah dalam susunan sistematikanya:
Phylum:
Chordata
Subphylum:
vertebrata
Class:
Amphibia
Ordo:
Anura
Subordo:
Phanerogolossa
Family:
Ranidae
Genus:
Rana
Spesies:
Rana cacrivora
Rana
cancrivora berada dalam sistematika phylum chordata karena sudah memiliki
notochord atau chorda dorsalis. Dan phylum vertebrata karena memilki ruas-ruas
tulang belakang atau vertebrate, yang mengalami penulangan dan segmentasi serta
tak ada kelenjar susu, tak bersisik, bertelur dan tak ada bulu. Katak sawah
(Rana cancrivora) termasuk ordo Anura. Dalam ordo ini, amphibi pandai melompat.
Kepala dan tubuhnya bersatu, tidak mempunyai leher dan juga tidak mempunyai
ekor. Katak tidak mempunyai ekor, karena menghalang-halangi gerak meloncat.
Klarifikasi
sistem-sistem organ Rana cancrivora antara lain: inspectio, sectio, dan
topografi. Inspectio berupa organ-organ luar . Sectio berupa organ dalam
seperti system pencernaan, system respirasi, system sirkulasi, system
reproduksi, system skeleti, system nervosum. Dan topografi menyatakan letak
alat tubuh satu dengan alat tubuh lainnya
Perbedaannya
katak sawah/kodok (Rana cancrivora)
dengan katak lain Kodok bertubuh pendek, gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk,
berkaki empat dan tak berekor (anura: a tidak, ura ekor).
Kodok umumnya berkulit halus, lembab, dengan kaki belakang yang panjang.
Sebaliknya katak atau bangkong (Bufo
melanostictus) berkulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul,
kerapkali kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja, sehingga kebanyakan
kurang pandai melompat jauh.
Persamaannya
dengan katak lain: perkembangan hidupnya mengalami dua alam (di air dan di
darat), daur hidupnya mengalami metamorphosis sempurna, mengalami masa larva
yang berbeda dengan dewasa, ekornya mengalami rudimenter sehingga seolah-olah
tidak berekor, kaki tumbuh dengan baik, kaki belakang lebih panjang dan ada
selaput renang berguna untuk melompat.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa Tubuh Rana cancrivora dapat dibedakan antara bagian caput, dan truncus.
Pada bagian caput terdiri dari rima oris, organon visus, membrane tymphani dll.
Pada bagian truncus terdapat dorsum, ventrum/abdomen, lateral, muara cloaca/anus,
extrimitas anterior, dan extrimitasposterior.
Pada
bagian alat-alt visceral (sectio) Rana
cancrivora terdiri dari kerongkongan, pharynx, esophagus, median
sub-rostral fossa, lateral sub-rostal fossa, nares posterior, Os, vomer, ostium
tubae, lambung (intestinum), usus 12 jari, usus kosong usus besar, usus halus, anus, hati (hepar), jantung (cor), paru-paru
(pulmo), kantung suara (saccus vocalis), kantong empedu (vesica fellea), pylorus,
sacrum, rectum, ureter, urgenital jantan dan betina.
DAFTAR PUSTAKA
Djuhanda,
T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan
Vertebrata I. Bandung: Amico
Istiningdyah.
2010. Pengamatan hewan. (online).
http://istiningdyah.blogspot.com/2010/07/pengamatan-hewan.html diakses hari
sabtu, tanggal
4 November 2011 pukul 21.11 WIB
Radiopoetro.
1977. Zoologi. Jakarta: Erlangga
Susanto,
Heru. 1994. Budidaya Kodok Unggul.
Jakarta: Penebar swadaya
Yatim,
W. 1990. Biologi Modern: Histologi.
Bandung: Tarsito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar