Jumat, 23 November 2012

Infeksi Saluran Pernapasan Akut



 

Salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk-pilek, disebabkan oleh virus, dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian penyakit batuk-pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk-pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.
ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia (radang paru-paru) sering terjadi pada anak-anak terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak sehat. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau malah berlebihannya pemakaian antibiotik.
·         Etiologi
Penyakit di sebabkan oleh lebih dari 200 agen virus yang berbeda secara serologis. Agen utamanya adalah rinho virus yang menyebabkan sepertiga dari semua kasus. Krono virus menyebabkan sekitar 10% masa infektifitas berakhir dari beberapa jam sebelumnya muncul gejala sampai 1-2 hari sesudah penyakit nampak. Streptokokus grup A adalah yang menyebabkan ISPA. Corynebacterium diphteriae, myco plasma pneumoniae.nisseriae menengitidis dan N ghorrhoea juga merupakan agen infeksi primer. Himophilus influenza streptokokus pneunoniae maraxellcatarrhalis dan staphylacocus auereus dapat menimbulkan infeksi sekunder pada jaringan saluran pernapasan atas.
·         Epidemiologi
Kerentanan agen yang menyebabkan nasofaring akut adalah universal, tetepi karena alasan yang kurang mengerti kerentanan ini bervariasi pada orang yang sama dari waktu kewaktu. Anak menderita rata-rata lima sampai delapan infeksi setahun dan angka terjadi selama umur 2 Tahun pertama frekuensi Nasofaringitis akut berbanding langsung dengan angka pemejanan, dan sekolah taman kanak-kanak sertra pusat perawatan harian mungkin epidemiologi sebenarnya. Kerentanan dapat bertambah karena nutrisi yang jelek.
·         Patologi
Perubahan pertama adalah edema dan vasodiasi pada sub mukosa. Infiltrat sel Memoklear. Perubahan setruktural dan fungsional silis mengakibatkan pembersihan mukus terganggu. Pada infeksi sedang sampai berat, epitel superfisal mengelupas. Ada produksi mukus yang banyak sekali, mula-mula encer kemudian mengental dan biasanya perulen. Dapat juga ada keterlibatan anatomis saluran pernapasan atas termasuk okulasi dan kelainan sinus.
·         Manifestasi klinis
Pada umumnya anak umur tiga bulan sampai tiga tahun menderita demam pada awal perjalanan infeksi. Kadang-kadang beberapa jam sebelum tanda-tanda yang berlokalisasi muncul. Bayi yang lebih muda biasanya tidak demam dan anak yang lebih tua dapat menderita demam ringan. Pada anak yang lebih tua gejala awalnya adalah kekeringan dan iritasi dalam hidung dan tidak jarang di dalam faring. Gejala ini dalam beberapa jam disertai bersin, rasa menggigil nyeri otot, ingus hidung yang encer kadang batuk., nyeri kepala lesu dan demam ringan. Dalam satu sekresi biasanya lebih kental dan akhirnya perulen. Obstruksi hidung menyebabkan pernapasan melalui mulut.
·         Komplikasi
Komplikasi merupakan invasi bakteri sinus pranasal dan bagian-bagian lain saluran pernafasan. linfonodi servikalis dapat juga menjadi terlibat kadang-kadang bernanah. Selulitis pritonsiler, sinusitis dan selulitis periobital dapat terjadi. Komlikasi yang paling sering terjadi adalah otitis media. Kebanyakan ISPA melibatkan saluran pernapasan bawah.
Upaya penyakit ISPA Pneumonia difokuskan pada upaya penemuan kasus secara dini dan tata laksana kasus yang cepat dan tepat melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan :
·         Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
·         Imunisasi.
·         Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
·         Mencegah kontak dengan penderita ISPA.
·         Memakai masker
·         Menutup hidung dan mulut saat bersin atau batuk
·         Tidak merokok
·         Menghindari penyebab alergi
·         Mengkonsumsi vitamin C
·         Mencuci tangan secara teratur
·         Olahraga teratur
·         Tidak membuang dahak dan ingus sembarangan
·         Peduli terhadap kebersihan lingkungan
·         Melakukan vaksin

Kamis, 08 November 2012

Tokoh tokoh Biologi


1. Gregor Johan Mendel
2. Charles Darwin
3. Jean Baptiste de Lamarck
4. Thomas Robert Malthus
5. Karl Landsteiner

6. Thomas Hunt Morgan
 7. Teodor Boveri

8. Walter Sutton



9. Lazzaro spallanzani
10. Harun Yahya

 11. August Weismann