Sabtu, 15 September 2012

Laporan praktikum struktur tubuh merpati


LAPORAN PRAKTIKUM
ZOOLOGI VERTEBRATA
 “Classis Aves”
Memahami struktur dasar tubuh burung merpati (Columba livia)
Hari/tanggal: kamis, 17 November 2011


Disusun oleh:
NAMA           : AMFRIDA
NPM              : 09321019
PRODI           : Pend. Biologi
KELAS           : A
KELOMPOK: 2 (B)







LABORATORIUM PENDIDIKAN MIPA
UNIVERSITAS  MUHAMMADIYAH  METRO
2011




 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Aves merupakan kelas dalam kingdom animalia. aves memiliki ciri-ciri umum yaitu berbulu dan kebanyakan diantara mereka bisa terbang. Hal ini merupakan keunikan tersendiri dari kelompok hewan tersebut. Aves memiliki beberapa karakteristik yaitu tubuh terdiri atas 4 bagian (kepala, leher, badan, dan ekor), tungkai (ekstremitas depan) bermodifikasi menjadi sayap untuk terbang, ekstremitas belakang berdaptasi untuk hinggap, berjalan, dan berlari. Masing-masing kaki memiliki 4 jari-jari, tubuh tertutup oleh bulu, kaki tertutup oleh sisik-sisik kaki, tidak punya kelenjar keringat, memiliki kelenjar minyak pada bagian ekornya, ekor tidak memanjang, tidak memiliki daun telinga, paruh tidak bergigi, skeleton bertulang keras dan berongga, jantung memiliki 4 ruang dengan sekat yang sempurna, endothermal, respirasi menggunakan paru-paru dan kantung-kantung udara, fertilisasi internal dengan telur banyak mengandung yolk dan bercangkang dan inkubasi telur secara eksternal.
Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria. Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah. Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk. Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.
Burung berkembang biak dengan bertelur. Telur burung mirip telur reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur. Beberapa jenis burung seperti burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini membiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan telur-telur itu; persis seperti yang dilakukan kebanyakan reptil.


B.     Tujuan
  1. Agar dapat mengidentifikasi bentuk luar tubuh Columba livia
  2. Agar dapat mengidentifikasi topografi alat-alat visceral Columba livia


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Soman (2005) menyatakan bahwa Aves merupakan kelas tersendiri dalam kingdom animalia, aves atau burung memiliki ciri umum yaitu berbulu dan kebanyakan diantara mereka bisa terbang. Kelas aves merupakan satu-satunya kelompok hewan yang memiliki bulu. Salah satu contoh dari aves tersebut adalah Columba livia. Columbia livia merupakan spesies hewan bertulang belakang (vertebrata) dari kelas aves yang mempunyai bulu dan dapat terbang.
Menurut Radiopoetra (1996) menyatakan bahwa Dilihat secara keseluruhan bagian eksternal dari Columba livia memiliki tubuh yang terdiri atas caput (kepala), cervix ( leher), truncus (badan), cauda (ekor) dan extrimitas (alat gerak). Selain itu, Columba livia  memiliki bulu-bulu dengan bagian-bagiannya.pada bagian caput Columba livia  ini memiliki paruh yang tidak bergigi yang dibentuk oleh maxilla dan mandibula. Selain itu juga terdapat nares (lubang hidung), cera, organon visus, dan porus acusticus externus. Nares terdapat pada bagianlateral rostrum bagian atas. Cera merupakan tonjolan kulit yang lemah pada basis rostrum bagian atas. Organon visus dikelilingi oleh kulit yang berwarna kuning kemerah-merahan, selain itu terdiri dari pupil dan membrane nicyitan yang terdapat pada sudut medial mata. Porus acusticus externus terletak disebelah dosa-caudal mata dan membrane tympani terdapat di sebelah dalamnya berguna untuk menangkap getaran suara.
Menurut Jasin (1984) menyatakan bahwa Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya.


Menurut Kant (2001) menyatakan bahwa Bagian internal pada aves tersusun dari  beberapa organ vital seperti hepar, vesica fellea, ventriculus, lien, intestinum, coecum, dan vesica urinaria. Selain organ-organ tersebut diaphragm yang terdiri dari centru tendenium yang mengkilat dan berwarna putih, pars muscularis, dan porus. Bagian diaphragm yang terlihat setelah pemotongan pada pangkal menunjukkan adanya bagian-bagian sebagai berikut 1.) costae verae  2.)costae spuriae 3.) costae fluctuantes 4.) sternum.organ-organ dalam yang terdapat dalam tubuh Columbus livia akan membentuk beberapa system yaitu system pencernaan, system respirasi, system urogenital, system nervosum, system integumentum,  dan system transportasi.
Menurut Anonymus (2011) menyatakan bahwa Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.Burung berkembang biak dengan bertelur. Telur burung mirip telur reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur. Beberapa jenis burung seperti burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini membiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan telur-telur itu; persis seperti yang dilakukan kebanyakan reptil.Akan tetapi kebanyakan burung membuat sarang, dan menetaskan telurnya dengan mengeraminya di sarangnya itu.






BAB III
METODE PRAKTIKUM


A.    Alat dan bahan
Alat :
  Pinset
  Pisau
  Gunting
  Lup
  Papan parafin
  Jarum
  Lap
Bahan:
«  Burung merpati (Columba livia)
«  Vaselin





B.     Cara kerja
1.      Studi tentang betuk luar tubuh Columba livia
·         Menggambar bentuk luar tubuh preparat, sehingga menjadi jelas informasi mengenai bentuk tubuh, pembagian wilayah tubuh dan alat-alat tubuh bagian luar.
·         Memberi keterangan lengkap bagian-bagian dari:
Ø  Caput: rostrum, nares anteriores, organon visus, porus acusticus externus, cera/pial, dsb.
Ø  cervix
Ø  Truncus:dorsum, pectoral, ventrum/abdomen, extrimitas anterior/cranialis, extrimitas posterior/caudalis, uropygium, papilla glandula, uropygialis, cloaca, sejumlah bulu (plumae, plumulae, filoplumae.
Ø  Cauda: dengan sejumlah bulu ekor.
·         Melengkapi pengamatan inspection terhadap masing-masing bagian organ secara detil : struktur bulu, mata, telinga, extrimitas, jari kaki, paruh, cera dll.
2.      Studi tentang topografi alat-alat visceral Columba livia (sectio)
·         Mematikan dahulu preparat dengan uap chloroform/eter sebgai pembius atau menyembelihnya dengan menggunakan pisau tajam dengan mengusahakan jangan sampai banyak alat tubuh yang rusak..
·         Merpati yang sudah mati, bulu-bulu di daerah servix, sternum dan abdomen perlu dibasahidengan air, sehingga bulu-bulu tadi tidak beterbangan sewaktu dicabuti; menyiapkan kantong kresek untuk menyingkirkan bulu-bulunya.
·         Melakukan pembedahan diatas papan bedah/ bak parafin. Kulit yang membalut leher, dada dan perut dilepaskan. Pada pangkal leher atau sebelah depan dada terdapat tembolok. Kulit disinilengket dengan dinding tembolok tersebut, karena itu pengelupasan kulit harus dilakukan hati-hati supaya tembolok tidak robek. Pembedahan mula-mula dilakukan pada otot-otot dada sebelah luar sepanjang sisi kiri kanan christa  sterni bagian depan belakang. Melakukan dengan pisau dan jangan terlalu dalam agar tidak mengenai otot dada sebelah dalam. Melakukan pembedahan berikutnya kearah  samping dari dada bagian depan menyusuri clavicula/ furcula/ tulang selangka. Sekarang musculus pectoralis mayor dapat dikuakkan ke samping. Untuk melihat rongga dada dan perut, pembedahan dilanjutkandengan pengguntingan yang dimulai dari depan cloaca ke sisi kiri-kanan tubuh kearah depan dengan memotong tulang-tulang rusuk sampai daerah ketiak. Kemudian daerah dada dikuakkan ke depan, selanjutnya bagian-bagian yang masih melekat dipotong hingga bagian dada ini terlepas.
·         Mengamati situs viscerum (alat dalam) Columba livia: menentukan jenis kelaminnya, selanjutnya menggambar dan member keterangan secara lengkap istilah latin diikuti istilah Indonesia-nya. Mengamati topografi alat-alat dalamnya dari facies ventralis. Mengamati pula cavum orisnya, mengamti bagian-bagian maxilla (nares anteriores, christa marginalis, nares posteriors, plica palatine, fissure choane secundaria, ostium tubae auditiva) dan mandibula (pharynx, aditus larynges, lingua). Menggambar untuk organ-organ yang tertutup organ lain  dengan garis-garis putus.









BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A.    Gambar hasil pengamatan
  1. Inspectio
  2. Sectio
  3. System pencernaan
  4. System respirasi
  5. Bagian-bagian khusus
  6. Urogenital jantan
  7. Urogenital betina







                         


B.     Pembahasan
Inspectio burung merpati (Columba livia) Caput (kepala).
  1. Pada caput terdapat alat-alat berikut:
  Rostrum (paruh), terbentuk dari maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam paruh dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedangkan sebelah luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk.
  Nares (lubang hidung), terdapat dibagian lateral dari paruh bagian atas, nares interna pada sebelah dalam dan nares eksterna pada sebeleh luar.
  Cera, merupakan suatu tonjolan kulit yang lemah dan terdapat pada rostum bagian atas.
  Organon visus (alat penglihat), pada burung dara relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata yang berbulu. Iris berwarna kuning atau jingga kemerah-merahan, sedangkan pupil jika dibandingkan dengan besarnya mata relatif besar. Pada sudut medila mata terdapat membrana nictitans yang dapat ditarik untuk menutupi mata.
  Porus acusticus externus (lubang telinga luar), terletak di sebeleh dorso-caudal mata, sedangkan membrana tymphani yang terdapat disebelah dalamnya untuk menangkap getaran suara.
  1. Cervix (leher).
Pada burung merpati, leher ini biasanya pendek. Bagian cervix ini merupakan perpanjangan caput sampai ke bagian truncus. Truncus sebagian besar ditutupi oleh bulu. Pada facies dorsalis uropygium terdapat papilla yang mempunyai lubang sebagai muara kelenjar minyak (glanduld uropygialis). Pada bagian. Ekor hanya terdiri dari bulu-bulu yang di bawahnya terdapat kloaka.
  1. Truncus (badan).
Truncus pada burung merpati dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak melekat pada otot. Dari kulit akan muncul bulu dari hasil pertumbuhan epidermis menjadi bentuk ringan, fleksibel dan berguna sebagai pembungkus tubuh yang sangat resisten.
Pada uropygium berpangkal bulu-bulu ekor, sedangkan pada facies dorsalis uropygium ada papilla yang mempunyai lubang sebagai muara kelenjar minyak, minyak ini berguna untuk meminyaki bulu-bulunya dan kelenjar minyak disebut glandula uropyglalis.
  1. Caudal (ekor).
Burung dara mempunyai bulu-bulu ekor yang berpangkal di uropygium.
  1. Extremitas / membran liberi.
  Extremitas anterior.
Berupa ala (sayap) yang skeletonnya terdiri atas humerus (lengan atas), radius (tulang pengumpil), ulna (tulang hasta) dan ossa carpalia (tulang pergelangan tangan). Pada aves tinggal 2 buah, yaitu os scaphoideum yang menempel pada radius dan os cunieforme menempel pada ulna.
Persatuan antara ossa carpalia (tulang pergelangan tangan) dengan ossa metacarpalia (tulang telapak tangan) sebagai tempat melekatnya digiti yang ada 3 yaitu jari I, II, III yang nomor-nomornya sesuai dengan banyaknya ruas jari (phalanges) yang ada.
  Extremitas posterior.
Terdiri atas femur, patella, crus yang terdiri fibula yang pendek dan tibio-tarsus yang merupakan persatuan dari tulang tibia dan tarsalia. Pes (tulang cakar) terdiri atas meta-tarsus dan digiti yang mempunyai ruas phalanx (jari-jari). Pada ujung jari terdapat falcula yaitu kuku untuk mencakar, 4 jari itu ada 3 yang mengarah ke muka dan 1 yang mengarah ke belakang.
  1. Cavum oris (rongga mulut).
  Maxilla (rahang atas).
Di sini tidak ada gigi, nares posteriors (yang menghubungkan rongga mulut dengan rongga hidung), fissura choanae secundaria, ostium pharyngeum tuba auditiva eustachii, tunggal dan letaknya di medial. Pada palatum terdapat lipatan-lipatan crista marginalis dan plica palatini.
  Mandibula (rahang bawah).
Terdapat aditus laryngis, lingua yang sempit, panjang dan dilapisi oleh lapisan tanduk.
  1. Struktur bulu.
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya.
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
a.       Plumae (contour-feathers).
Terdiri atas bagian-bagian :
Ø  Calamus (quill) adalah tangkai bulu.
Ø  Rachis (shaft) adalah lanjutan dari calamus yang menjadi sumbu dari vexillum dan di dalamnya tidak berongga.
Ø  Umbilicus inferior, merupakan lubang pada pangkal calamus.
Ø  Umbilicus superior, merupakan lubang di bagian distal calamus yang melanjutkan diri sebagai sulcus pada rachis. Saat masih muda bulunya kedua umbilicus dilalui pembuluh darah untuk memberi makanan pada bulu muda tadi.
Ø  Vexillum (vane), terbentuk dari barbae yaitu suatu cabang ke arah lateral dari rachis, tiap barbae mempercabangkan lagi banyak barbulae, menurut arahnya barbulae terbagi atas :
·         barbulae yang distal, menuju ke arah ujung bulu/ distal, mempunyai kait-kait (radioli) untuk mengait barbulae yang proximal.
·         barbulae yang proximal, menuju ke arah pangkal bulu/ proximal.
b.      Plumulae (down-feather)
Biasanya terdapat pada burung dara yang masih muda, atau yang sedang mengerami telurnya. Plumulae mempunyai bagian-bagian seperti calamus pendek, rachis agak mereduksi, barbae yang panjang dan fleksibel, serta barbulaeyang pendek.
c.       Filoplumae (hair-feather).
Fungsinya belum diketahui, berbentuk sebagai rambut yang ujungnya bercabang-cabang pendek halus, tumbuh dengan jarak yang jarang di seluruh tubuh, mempunyai tangkai yang panjang dan pada puncaknya terdapat beberapa barbae.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
·         Tectrices, bulu yang menutupi badan.
·         Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
·         Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
·         Remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
·         Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
·         Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
·         Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
·         Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari.
Pada burung heron terdapat bentukan bulu yang khusus yang disebut sebagai bulu powder/ bulu bubuk. Bulu ini hampir sama dengan bulu pada umumnya tetapi barbulaenya terpisah menjadi bubuk halus seperti bedak. Fungsi bulu ini belum jelas, tetapi pada saat burung melumasi bulu dengan cara menjilatinya, bulu bubuk membantu mengisolasi panas tubuh dan membantu menghangatkan telur saat pengeraman.
Semi plumae adalah kumpulan bulu barbula yang letaknya tersembunyi di bawah bulu-bulu luar. Bistle adalah bulu perasa berupa shaft yang memanjang melebihi bulu luar, ditemukan pada kepala burung Caprimulgids dan burung penangkap serangga flycatchers. Bristle yang menutupi lubang hidung terdapat pada burung pelatuk. Hal ini merupakan bentuk adaptasi burung pelatuk agar partikel-partikel kayu tidak masuk saluran pernafasan. Bristle pada burung hantu dan caprimulgids membantu mendeteksi posisi sarang, tempat bertengger dan benda yang menghalangi. Fungsi bristle didukung oleh adanya getaran dan tekanan reseptor didekat folikel bulu.
Bentuk bulu ekor burung pada saat tidak terbang bermacam-macam, antara lain berbentuk persegi, bertakik, bercabang, bulu sebelah luar memanjang, bulu ekor dengan raket, bulu tengah panjang, bundar, berbentuk cakram, berbentuk tingkatan, dan berujung runcing.


Sectio burung merpati (Columba livia) :
Burung merpati memiliki alat-alat dalam seperti cor, esophagus, ingluvies, proventriculus, ventriculus, intestinum tenue, caecum, rectum, hepar, pancreas, ren, pulmo, trachea yang membentuk sistem organ diantaranya :
1.      Sistem Cardiovasculare.
Sentralnya adalah cor yang ada di linea mediana, yang berbentuk kerucut, dibungkus oleh oleh pericardium. Pada aves tidak ada sinus venosus, pembuluh darahnya adalah venae dan arteriae yang keluar dari ventriculum sebanyak 3 buah yaitu :
Ø  Arteri anonima sinistra menuju ke kiri.
Ø  Arteri anonima dextra menuju ke kanan.
Masing-masing arteri anonima bercabang menjadi arteri carotis communis yang menuju ke kepala, arteri pectoralis yang besar menuju ke musculus pectoralis mayor, arteri sublavia yang menuju ke ketiak menjadi arteri axillaris dan yang menuju ke anggota muka menjadi arteri branchialis.
Ø  Aorta merupakan sisa dari archus aorticus yang menuju ke kanan, sedangkan archus aorticus yang menuju ke kiri telah hilang. Archus aortae itu melingkari bronchus dextrum lalu membelok ke caudal menjadi aorta dorsalis.
Dari ventriculum dextrum yang keluar hanya sebuah arteri yaitu arteri pulmonalis yang selanjutnya pecah menjadi ramus dextrum menuju ke pulmo kanan dan ramus sinistrum menuju ke pulmo kiri.
  1. Sistem Digestorium.
Terbagi atas :
Ø  Trachus digestivus: Terdiri atas cavum oris yang di dalamnya ada lingua kecil runcing yang dibungkus oleh lapisan zat tanduk, pharynx yang pendek, esophagus yang panjang dan melebar menjadi ingluvies (tembolok) sebagai tempat penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan. Dari ingluvies masuk dalam proventriculus/ lambung kelenjar yang menghasilkan cairan lambung (asam), ventriculus yang berdinding tebal berlapis jaringan epitel yang keras di sebelah dalam dan menghasilkan sekresi, intestinum yang terbagi atas bagian haluys dan bagian akhir adalah rectum, lalu kloaka dan yang terakhir adalah anus.

Ø  Glandulae digestoria.
Terdiri atas glandulae buccalis/ glandulae salivales (kelenjar ludah). Hepar sebagai salah satu kelenjar pencernaan yang relatif besar, berwarna merah coklat dengan beberapa lobus, yaitu lobus dexter dan sinister, tiap lobus memiliki satu ductus hepaticus yang bermuara pada duodenum, vesica fellea sebagai penampung billus (empedu). Pancreas terletak antara pars ascendens dan pars descendens doudeni. Biasanya mempunyai 3 saluran yang bermuara pada pars ascendens doudeni.
Ø  Sistematis pencernaan makanan pada aves :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar→Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus→Ususbesar→Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.
3.      Sistem urogenital.
Terdiri atas organa uropoetica dan organa genitalia, yaitu :
o  Organa uropoetica terdiri atas :
Ø  ren (metanephros), berjumlah sepasang dan masing-masing terdiri atas 3 lobi.
Ø  ureter, berjumlah sepasang, menuju ke caudal dan bermuara langsung dalam kloaka.
Ø  kloaka adalah suatu ruangan yang tunggal, dimana bermuara saluran-saluran kelamin, kencing dan makanan.
Ø  bursa fabricli, terletak pada dinding kloaka sebelah dorsal, tunggal, besar dan makin mengecil untuk kemudian manghilang sama sekali.
o  Organa genitalia, terdiri atas :
Ø  ovarium, hanya yang sebelah kiri saja.
Ø  oviduct (saluran telur), merupakan saluran lurus yang bermuara pada kloaka.







4.      Sistem respiratorium.
Bagian-bagiannya adalah :
Ø  nares (lubang hidung), berjumlah sepasang, terdapat pada pangkal rostrum bagian dorsal.
Ø  nares posteriores, meruapakan lubang pada palatum.
Ø  larynx, terdiri atas tulang rawan, membatasi suatu ruangan yang disebut glottis, dihubungkan dengan rongga mulut dengan perantaran celah yang disebut rima glottidis.
Ø  trachea, berupa suatu pipa, mempunyai cincin-cincin tulang yang disebut annulus trachealis, tersusun sepanjang trachea tadi ke arah caudal lalu bercabang menjadi bronchus dexter dan sinister dimana tempat percabangannya disebut bifurcatia trachea.
Ø  pulmo, berjumlah sepasang, relatif kecil, hanya dapat mengembang sedikit dan melekat pada dinding dorsal thorax. Pulmo dibungkus oleh selaput yang disebut pieura.
Ø  kantong udara (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke leher, perut dan sayap. Kantong udara terdapat pada :
ü  pangkal leher (servikal)
ü  ruang dada bagian depan (toraks anterior)
ü  antar tulang selangka (korakoid)
ü  ruang dada bagian belakang (toraks posterior)
ü  rongga perut (saccus abdominalis)
ü  ketiak (saccus axillaris
Fungsi kantong udara :
·         membantu pernafasan terutama saat terbang
·         menyimpan cadangan udara (oksigen)
·         memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang
·         mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak.
·         syrinx (alat suara), terdapat pada bifurcation tracheae, tersusun dari beberapa annulus trachealis yang paling caudal dan annulus branchialis yang paling cranial.

  1. System nervosum
System nervosum pada Columba livia terdiri atas system saraf pusat dan system saraf tepi. System saraf pusat Columba livia terdiri dari otak yang bagian cerebrumnya berkembang dengan baik. Pada system nervosun, encephalon (otak) secara relative lebih besar bila dibandingkan dengan reptilian. Dibagian atas terdapat tiga bagian yang pokok, yaitu :
ü  Prosencephalon (bagian muka), terbagi atas :
         Telenchepalon (bagian muka)
         Diencephalon (bagian belakangnya)
ü  Mesencephalon (bagian tengah).
ü   Rhombencephalon, terdiri dari :
         Metencephalon (bagian atas)
         Myencephalon (bagian tengah)

Kedudukan Columba livia dalam susunan sistematikanya:
Phylum            : Chordata
Subphylum      : Vertebrata
Class                : Aves
Sub class         : Neornithes
Ordo                : Columbae             
Familia             : Columbidae
Genus              : Columba
Spesies             : Columba livia
Varietas           : Domestica

Columba livia  berada dalam sistematika phylum chordata karena sudah memiliki notochord atau chorda dorsalis. Dan phylum vertebrata karena memilki endoskeleton di punggung berupa ruas-ruas tulang belakang atau vertebrate, yang mengalami penulangan dan segmentasi. Columba livia digolongkan ke dalam kelas aves karena burung merpati merupakan unggas atau burung. Burung merupakan hewan berbulu dan bersayap yang pada umumnya dapat terbang. Dan termasuk ordo columbiformes/columbae karena burung merpati merupakan burung yang memiliki tembolok yang besar pemakan biji-bijian. Digolongkan family Columbidae karena dari keluarga burung. Digolongkan genus Columba karena dari bangsa burung.
Klarifikasi sistem-sistem organ Columba livia antara lain: inspectio, sectio, dan topografi. Inspectio berupa organ-organ luar, bagian kepala/caput terdiri dari rostrum, nares, organon visus, cera, dan Porus acusticus externus (lubang telinga luar). Bagian servix. Bagian truncus terdiri dari dorsum, pectoral, ventrum/abdomen, extrimitas anterior/cranialis, extrimitas posterior/caudalis, uropygium, papilla glandula, uropygialis, cloaca, sejumlah bulu (plumae, plumulae, filoplumae. Dan bagian ekor terdiri dari sejumlah bulu ekor. Sectio berupa organ dalam seperti system pencernaan, system respirasi, system sirkulasi, system reproduksi, system skeleti, system nervosum. Dan topografi menyatakan letak alat tubuh satu dengan alat tubuh lainnya
Persamaannya burung merpati dengan jenis aves lain yaitu adanya sayap dan bulu, memiliki kantung udara dan berkembang biak dengan bertelur.
Perbedaannya burung merpati dengan jenis aves lain adalah kemampuan untuk terbang, yaitu pada burung penguin, unta, rea, kiwi dll tidak memiliki kemampuan untu terbang. Perbedaan lainnya dilihat dari jenis habitat, dan jenis makanannya.





BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
  1. Tubuh burung dara/merpati terbagi atas caput, cervix, truncus, cauda dan sepasang extremitas yaitu extremitas anterior (sayap) dan extremitas posterior (kaki).
  2. Cavum oris burung dara terdiri dari maxilla dan mandibula.
  3. Bulu pada burung dara terbagi 3 macam, yaitu :
·         plumae : calamus, rachis, umbilicus inferior, umbilicus posterior dan vexillum.
·         plumulae : calamus, rachis, barbae dan barbulae.
·         filoplumae.
  1. Berdasarkan anatomi burung dara, terdapat beberapa sistem organ, yaitu :
·         sistem cardiovaskuler : cor dan pembuluh darah.
·         sistem digestorium : rostrum, cavum oris, pharynx, esophagus, ingluvies, proventriculus, ventriculus, intestinum tenue dan crassum, hepar, pankreas dan glandula salivales.
·         sistem urogenital : ren, ureter, kloaka dan ovarium.
·         sistem respiratorium : nares, larynx, trachea, pulmo, syrinx dan saccus pneumaticus.









DAFTAR PUSTAKA

Anonymus. 2011. Animals zoology. (online).
        http://www.chestofbooks.com/animals/zoology…via.html. Diakses hari minggu tanggal 27
        November 2011 pukul 11.00 WIB.
Kant, G. C., R. K. Carr.2001. Comparative of the Anatomy Vertebrates Ninth Edition. Mc Graw
       Hill Companies Inc.New York.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Jakarta: Erlangga
Soman, Arya, Tyson L. Hedrick and Andrew A. Biewener. 2005. Regional Patterns of Pectoralis
        Fascicle Strain in the Pigeon (Columba livia) During Level Flight. Amerika: Harvard
        University
Jasin, M. 1987. Zoologi Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya